Funiculi Funicula, tentang Kembali ke Masa Lalu
![]() |
Ilustrasi: Ainul Yakin |
Funiculi Funicula, tentang kembali ke masa lalu adalah sebuah ulasan pendek atas novel yang ditulis Toshikazu Kawaguchi yang berjudul Funiculi Funicula.
Rontal.id - Sehabis membaca Funiculi Funicula, novel karya Toshikazu Kawaguchi, saya langsung teringat sebuah lirik dari raja dangdut kita: bung Rhoma Irama.
Kalau sudah tiada baru terasa
bahwa kehadirannya sungguh berharga.
Jadul memang, tapi pesannya tak pernah hilang. Seakan melintasi zaman.
Dari sini muncul tanya: apa yang bisa kita lakukan saat waktu sudah berlalu? Saat seorang yang kita sayang pergi? Penyesalan tak bisa mengubah apa-apa, bukan?
Tangis mungkin sekedar jalan keluar dari kebuntuan kerasnya beban dalam perasaan. Ada banyak yang mengalami itu, dan di antaranya saya temukan dalam beberapa sosok dalam novel Funiculi Funicula yang ditulis Toshikazu Kawaguchi.
Habiskan Kopi itu sebelum Dingin, Syarat dalam Funiculi Funicula
Dalam novel ini, ada rumor beredar bahwa banyak orang melakukan kunjungan ke masa lalu lewat mesin waktu. Mesin itu ada di sebuah warung kopi antek bernama Funiculi Funicula.
Benar-benar terdengar sekedar sebagai sebuah rumor, dengan tanpa narasumber yang benar-benar pernah mengalami itu. Apalagi rumor juga mengatakan bahwa banyak yang akhirnya gagal kembali ke masa sekarang saat mencoba mesin waktu yang ada di warung kopi itu.
Kazu, salah satu pelayan di warung kopi itu. Dia akan menuangkan kopi yang bisa membawamu lebur ke masa lalu. Sayangnya waktu kunjungan ke masa lalu itu demikian singkat yakni sebelum kopi itu menjadi dingin, segera habiskan. Itu syarat yang tak boleh dilanggar. Bila dilanggar, orang itu akan menjadi hantu: terjebak di masa lalu dengan tubuh (fisik) di masa kini.
Tak hanya itu. Ada banyak lagi syaratnya, dan Kazu menjelaskan dengan sabar ke siapa pun yang mau pergi ke masa lalu.
Dalam Funiculi Funicula, Masa Lalu Tak Bisa Diubah
Salah satu hal yang ditegaskan Kazu bahwa meski pun kau bisa mendatangi masa lalu, kau tak kan bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Tetap saja banyak yang ingin pergi ke masa lalunya lewat mesin waktu itu.
Ada Fumiko. Ia pergi ke momen waktu tiga hari lalu saat kekasihnya, Goro, memutuskan pergi ke Amerika. Fumiko tak bisa mengubah takdir perpisahan itu.
Kotake mendatangi momen masa lalu saat Fusagi masih di tahap awal penyakit alzheimer menggerogotinya, tapi ia tak bisa mengubah kenyataan bahwa Fusagi tidak bisa sembuh.
Haira tak bisa mengubah kecelakaan yang menimpa adiknya - ditabrak mobil - beberapa hari lalu, meski pun ia berhasil mengunjungi waktu beberapa menit sebelum kecelakaan itu terjadi.
Apa yang sudah berlalu, ya biarkan berlalu. Kalau itu kesedihan, maka tak dapat tidak, rasa pahit itulah yang hanya bisa dirasakan. Tapi dari penjelajahan Fumiko, Kotake dan Haira pada masa lalu mereka, ada hal-hal berarti yang mereka dapatkan meski gagal mengubah keadaan masa lalu.
Funiculi Funicula, Belajar dari Masa Lalu
Bagi Fumiko, ia memang tak dapat mengubah masa lalu Goro pergi ke Amerika, tapi pada saat berkunjung pada waktu perpisahan itu, Fumiko seakan menemukan sesuatu yang bisa dijadikan pegangan untuk masa depan, sebuah janji dari Goro.
Kotake memang tak dapat mengubah penyakit alzheimer suaminya, Fusagi. Tapi saat ia kembali pada momen masa lalu saat Fusagi masih di tahap penyakitnya belum akut, ia memastikan menerima surat dari Fusagi untuk dibaca sebagai pegangan masa depan. Saat itu, Fusagi menulis bahwa apapun yang terjadi di masa depan, saat ia lupa pada semua orang termasuk istrinya, ia meminta Kotake untuk tak mengubah statusnya sebagai istri Fusagi.
Begitu pun dengan Haira, ia memang gagal menghentikan masa lalu kecelakaan yang menimpa adiknya, Kumi. Tapi saat ia kembali ke masa waktu beberapa menit kecelakaan, Haira - yang biasanya selalu kabur dari Kumi - memilih memantapkan diri untuk menemui adiknya dan meyakinkannya bahwa ia akan menepati apa yang diinginkan sang adik.
Ini semua tentang masa lalu yang tak bisa diubah betapa pun kalian memiliki jalan untuk kembali ke masa lalu. Tapi paling tidak saat mereka mengunjungi waktu yang sudah berlalu, ada hal-hal kecil yang bisa memantapkannya di masa depan.
Post a Comment