Lelaki dengan Peta Rindu di Matanya

Table of Contents


Gambar hasil olah AI Gemini dan A Coing

**

Sebelum malam menyepuh subuh

Ku gambar kembali dinginnya rindu yang hampir menyerah

Teruslah menari nona...! 

(Karena setiap yang berbisik adalah engkau)

Meski ku sudah tak mampu menulis takdir puisi di tanah para penyair 

Sebab sunyi adalah luka dari sebilah doa yang hampir mati

Di rambutmu yang ranum

Di parit bibirmu yang menyimpan peta sejarah, ada laki-laki yang menziarahi kenangan 

Ada seribu mantra-mantra purba didaraskan lewat hujan

Ada kidung dan hikayat yang Yusuf pun tak mampu merapal sunyi di hati Sulaikha 

Nona... Di sepanjang ruas jalan yang datar dan diam adalah rinduku padamu 

dan aku ingin selalu menyebut namamu seperti para penyair yang gelisah dengan bahasanya.


Har's 

Jakarta

Post a Comment