Islam dan Lingkungan Hidup

Table of Contents

 


Kita jarang sekali mendengar ceramah ustadz atau pemuka agama yang isinya tentang menjaga bumi dan lingkungan hidup.

Padahal, dalam ajaran Islam, menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga bentuk ibadah yang mencerminkan ketaatan kepada Sang Pencipta.

Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi yang diberi amanah untuk merawatnya. Anjuran ini tercermin dari beberapa ayat al-Qur’an yang menyeru kita untuk menjaga dan jangan membuat kerusakan di muka bumi.

Sejalan dengan ayat itu, Rasulullah menganjurkan agar kita menjalankan praktik-praktik ekologis, seperti menanam pohon dan itu menjadi bentuk sedekah jariyah, menggunakan air secara bijak dan hidup dengan kesadaran bahwa alam adalah amanah yang mesti dirawat. Ini sudah sangat cukup menjadi bukti bahwa menjaga alam dan lingkungan menjadi semangat etika keislaman.

Bijak dengan Sampah

Dalam kehidupan sehari-hari, hal sederhana sebagai bentuk dari tindakan menjaga lingkungan, salah satunya bahwa kita tidak membuang sampah sembarangan. Dalam konteks lebih luas dan kolektif, diperlukan pengelolaan sampah secara terorganisir dan sistematis agar tidak mencemari lingkungan.

Tindakan ini sebagai isyarat kuat bahwa membuang sampah sembarangan bisa menghadirkan banyak dampak negatif: sungai-sungai penuh sampah, air tercemar, sampah terbawa hingga ke laut, laut pun ikut tercemar. Ikan-ikan yang seharusnya lebih sehat kini menjadi tercemar.

Selain itu, sungai yang penuh sampah juga bisa memicu aliran air tidak lagi normal. Akibatnya, banjir di mana-mana.

Eksploitasi Alam

Di waktu yang sama, terjadi eksploitasi sumber daya alam yang tidak seimbang. Air di dalam bumi terus dibor tanpa pertimbangan geologis. Akibatnya, permukaan bumi terus menurun dari tahun ke tahun. Aktivitas penambangan yang masif tanpa adanya upaya serius untuk mencari sumber energi alternatif.

Penebangan hutan merajalela sehingga hutan menjadi gundul. Fungsi akar pohon yang seharusnya mengikat dan memperkuat struktur tanah, mencegah erosi dan longsor, serta mengurangi laju aliran air permukaan, kini terus berkurang. Akibatnya, tanah longsor dan banjir bandang. Produksi oksigen terus berkurang. Cuaca semakin ke sini semakin panas.

Eksploitasi itulah penyumbang paling besar mengapa bencana alam terus terjadi. Inilah bentuk “perusakan di muka bumi” yang sebenarnya.

Al-Qur’an sangat mengecam manusia yang suka membuat kerusakan di muka bumi. Sayangnya, ajaran Islam tentang menjaga lingkungan ini jarang terdengar, apalagi berusaha menerapkannya. Justru, kampanye go green ini lebih masif dilakukan oleh orang-orang Barat yang katanya liberal dan sekuler itu.

Pada surah al-Baqarah ayat 11, Allah berfirman:

“Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘janganlah membuat kerusakan di muka bumi,' mereka menjawab, 'sesungguhnya kami hanyalah orang yang melakukan perbaikan.’”

Nampaknya ayat di atas sangat relevan dengan kondisi kita saat ini. Dengan alasan kemajuan dan memenuhi kebutuhan, kita melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap alam.

Bukankah di dalam al-Qur’an juga ditegaskan bahwa, berbagai bencana di muka bumi ini disebabkan oleh ulah perbuatan manusia itu sendiri?!

Wallahu a‘lamu.

Post a Comment